Saturday, February 2, 2013

Doa si lebah...tulus.

Di hari minggu yang cerah, matahari bersinar cukup menerangi rumput yang ada di halaman rumah sebuah keluarga kecil. Andai rumput bisa bicara pasti senang mendapat sinar secerah hari ini. Ada berbagai jenis tanaman di taman kecil itu.


Seorang ibu bersama anaknya menikmati hari itu dengan berkebun.
Ibu sibuk memilih tanaman, mana yang akan diletakkan di tempat yang terkena matahari langsung dan mana yang di tempatkan di tempat yang teduh.
Ana nama anak mereka juga sibuk dengan mainan barunya.
Saat ibu Ana membawa air untuk menyiram tanaman di taman kecilnya, sebagian sisa air dibiarkan tetap di ember. Tanamanpun seperti bisa berbicara mengucapkan terima kasih kepada pemberi air. Kira-kira sepertiga ember masih ada.
Beberapa ekor anak lebah yang tinggal tak jauh dari taman kecil tersebut memperhatikan dengan seksama, salah satu dari lebah-lebah tersebut ingin sekali mandi, karena sudah beberapa hari ini tidak bisa keluar dari sarangnya karena cuaca yang mengkhawatirkan untuk aktivitas di luar sarang. Dengan sigapnya lebahpun langsung menikmati segarnya air yang di ember tersebut. Tetapi saat lebah ingin keluar dari air tersebut, ternyata sayapnya basah, akibatnya lebah dengan susah payah dengan segenap tenaganya berjuang keluar dari air tersebut.
Aduh……sayapku basah,” gimana nich kan aku jadi susah terbang….?
Bagaimana ya caranya supaya bisa keluar dari ember ini….?,” begitu kata lebah.
Lebah hanya bisa berdoa dan berdoa, ya Tuhan Yang Maha baik, keluarkanlah aku dari sini, aku mohon Tuhan. Begitu yang dikatakan si Lebah dengan tulus. Aku akan memberikan banyak manfaat bagi hambaMu yang lainnya,”.
Sampai akhirnya lebahpun kelelahan dan pasrah.
Ibu Ana secara tidak sengaja, menyenggol ember dan airpun tumpah ke rumput, hingga lebah bisa terbang dan pergi dengan perasaan bahagia.
Itu artinya doa Lebah terkabul.
Kemudian lebah segera meninggalkan taman kecil itu.
Ana hanya menatap ibunya yang sibuk dengan tanam-tanamannya buat taman kecil mereka, ayah Ana keluar juga hanya melihat apa yang dikerjakan istrinya.
Ana mendekati ayahnya dan bermanja-manja sambil menarik tangan ayahnya meminta jalan-jalan. Ayah dan Ana sepakat untuk menunggu Ibu selesai dengan tanamannya.
Setelah selesai dengan taman kecilnya, Ibu Ana membersihkan tangannya dari tanah.
Kemudian mempersiapkan diri jalan-jalan bersama keluarga kecilnya.
Anapun berjingkrak jingkrak kegirangan.
Hole……hole……jadi jalan-jalan ya Yah….!,”kata Ana.
Iya sayang,”jawab Ayahnya.
Karena begitu senangnya sampai-sampai terasa lama sekali menunggu ibunya keluar dari rumah. Ana tidak sabar menunggu lama-lama tanpa kepastian dari ibunya.
Anapun segera menyusul  ibunya ke dalam rumah.
”Ibu……cepat napa….?Lama amat…..,”kata Ana.
"Iya…..nich dah selesai "
“Ayo kita jalan-jalan kemana Ana?,
”Ketaman yang lebih besar Ibu?,”kata Ana.

No comments:

Post a Comment