Sunday, October 30, 2022

cermin ku

Latihan nulis

Si tukang kayu


Suatu ketika, seorang pemuda yang sangat kuat meminta pekerjaan pada seorang saudagar kayu, dan dia mendapatkannya. Upah yang ditawarkan sesuai dengan keinginannya, lokasi pekerjaannya pun dekat dengan rumahnya. Oleh karena itu, sang pemuda bertekad untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Dengan segala kemampuan dan tenaga yang dimilikinya dia yakin dapat upah yang banyak setiap harinya. Tak lupa dia juga memakan makanan yang bisa menambah stamina tubuhnya agar tetap kuat sehingga pekerjaannya bisa dia selesaikan semaksimal mungkin. Dengan bermodalkan tenaga yang dimilikinya dia berangkat ke rumah saudagar tersebut.


Akhirnya, saudagar memberinya kapak dan menunjukkan area tempat penebangannya. Hari pertama penebang pohon membawa 21 batang pohon.


"Wah, hebat kamu kuat sekali, bisa membawa pulang kayu sebanyak ini dalam satu hari," kata saudagar kayu yang merupakan atasannya sekarang.

Pasti banyak uang yang bisa kau dapat hari ini. Oh iya tolong letakkan kayu kayu tersebut di sebelah rumah ya setelah itu masuk ke dapur makan dulu nanti selesai makan silahkan temui saya di serambi, besok pagi pekerjaan itu bisa kamu lanjutkan hari ini sudah cukup sisa waktu nya untuk istirahat supaya besok bisa dapat kayu yang lebih banyak lagi.


Keesokan harinya sang pemuda datang lagi ke rumah saudagar dan datang le lokasi penebangan pohon sesuai perintah sang saudagar. Termotivasi oleh perkataan itu, sang pemuda menebang kayu dengan usaha yang lebih keras. Tetapi, hari itu ia hanya bisa membawa 17 batang pohon. Hari ketiga dia berusaha lebih keras lagi, tetapi dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari, pohon yang bisa dia tebang semakin berkurang.


"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku," pikir penebang kayu itu. Dia menghadap kepada saudagar kayu dan meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Mengapa kekuatannya makin hari makin hilang.


"Kapan terakhir kali kau mengasah kapak yang kau gunakan?" tanya bos itu. "Mempertajam? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk mencoba menebang pohon. Bagaimana saya sempat mengasah kapak sementara saya fokus menebang pohon." Waktu saya habis untuk menebang pohon. Pemuda itu tersadar bahwa yang dilakukan hanya mengandalkan tenaga tidak menggunakan akalnya. Kerja itu harus kerja cerdas bukan hanya mengandalkan otot saja. Saudagar itu pun hanya bisa tersenyum pada pemuda itu. Cobalah kau renungkan sendiri mengapa hasilnya setiap hari menurun bukan meningkat.


Terkadang bekerja keras saja tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan. Kita juga harus bekerja dengan cerdas! Pemuda itu sebetulnya memiliki potensi yang hebat untuk memotong kayu.

Sayangnya, ia tidak memiliki sikap yang tepat untuk dapat berhasil dalam tugas khusus ini. Melalui kerja keras dan sikap yang cerdas, tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.